Kamis, 15 Desember 2016

MENGENAL KERETA REL LISTRIK YANG ADA DI INDONESIA









KRL telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1976.  Saat itu KRL yang digunakan jenis KRL Rheostatik yang berasal dari Jepang. Sekarang sudah banyak jenis KRL yang beoperasi. Berdasarkan propulsi traksi (mesin penggerak roda), KRL terbagi beberapa jenis yaitu KRL rheostatik, eksitasi medan, semi choper, chopper, dan VVVF.

1. Rheostatik
KRL Rheostatik adalah KRL buatan Jepang yang dibuat dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi Rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi, dan Kawasaki dari Jepang. Di tahun 2016 Krl jenis ini sudah sangat dominan beroperasi di JABODETABEK contohnya KRL seri JR 204-205 yang di buat oleh perusahaan Jepang JR-EAST. 
KRL Rheostatik
KRL Rheostatik
Gambar terkait
KRL Seri Toei 6000 (6000 Hibah)
Hasil gambar untuk krl jr 205
KRL Seri JR 205
      
Hasil gambar untuk krl jr 103
KRL Seri JR 103












2. Eksitasi Medan
Jenis KRL ini sebenarnya bisa disebut jenis Rheostatik. Bedanya saat tuas tenaga di titik not 4 sistem propulsi traksi akan menjadi medan lemah ( akan di bahas pada postingan selanjutnya). Contoh jenis KRL ini adalah Seri 1000 dan 5000.
Hasil gambar untuk krl seri 5000
KRL Seri 5000
Gambar terkait
KRL Seri 1000












3. Semi Chopper
Jenis KRL ini cuma ada dua yaitu Seri 8000 dan 8500. Jenis ini bisa di bilang semi rheostatik juga karna pada saat di not 1 dan 2 propulsi traksi menggunakan rheostat. 
Hasil gambar untuk krl seri 8000
KRL Seri 8000 
Gambar terkait
KRL Seri 8500
 






















4. Chopper
KRL ini sempat menjadi KRL dengan populasi terbanyak di Jabodetabek dengan 13 rangkaian, sebelum KRL JR East seri 205 dapat melampauinya dengan 60 rangkaian dengan formasi 6, 8, 10 kereta per 1 rangkaiannya yang didatangkan dari Jepang, sebelum disusun ulang menjadi 45 rangkaian.
Gambar terkait
KRL seri 6000 Metro
Gambar terkait
KRL Seri JR 203

Hasil gambar untuk krl seri 7000 metro
KRL seri 7000 Metro
 










5. VVVF ( Variable Voltage Variable Frekuensi)
KRL jenis ini sangat berbeda dengan KRL yang di datangkan dari Jepang. Semua Traksi motor dihubungkan secara paralel lain halnya dengan kereta-kereta jepang yang dihubungkan secara seri. Kereta ini  di produksi oleh PT. INKA (Industri Kereta Api). Contoh  kereta ini diantaranya BN-Holec, KRL-I dan KFW (Kreditanstalt Fur Wiederaufbu).
Hasil gambar untuk krl bn holec
BN-Holec
 
Hasil gambar untuk krl KRL-i
KFW
Hasil gambar untuk krl KRL-i
KRL-I
 

Rabu, 14 Desember 2016

Sepintas Tentang Kereta Api di indonesia

Kehadiran kereta api pertama di Indonesia mulai hadir sejak Tanam Paksa hingga saat ini. Perusahaan yang dinasionalisasikan, Djawatan Kereta Api (DKA) berdiri setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 september 1945 atau sekitar sebulan setelah proklamasi. Di bawah ini adalah sejarah perkeretaapian di Indonesia pada rentang tahun 1875-1925 dan dalam bentuk sketsa. 

Setelah Tanam Paksa diberlakukan oleh van den Bosch pada tahun 1825-1830, ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Akhirnya, pada 1840, Kolonel J.H.R. Van der Wijck mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.

Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang - Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja.

Kehadiran kereta api di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij" (NIS) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NIS membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Sumber Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.